Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Keberlanjutan dalam Bisnis: Mengintegrasikan Etika dan Lingkungan dalam Strategi Bisnis



Agar sukses, bisnis harus mengintegrasikan etika dan lingkungan. Ternyata, etika terbukti sebagai kunci kesuksesan dalam berbisnis. Perusahaan-perusahaan global, dalam upaya mengembangkan bisnisnya, dapat meningkatkan performa bila memahami dan mematuhi etika dan lingkungan. Dalam dunia bisnis, hal ini berkait dengan tujuan kelas harga-tinggi konsumen. Dalam pandangan manajemen integritas etika dan lingkungan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari strategi bisnis; juga memiliki dampak pada tujuan operasional strategis perusahaan. Jadi bagaimana bisnis seharusnya menerapkan etika dan lingkungan?

Di dunia bisnis, sebagian besar perusahaan telah menemukan hal penting bahwa kerugian lingkungan akan merugikan keberlanjutan bisnis mereka. Daripada berjalan di belakang dan didorong oleh pihak-pihak eksternal untuk mendapatkan dukungan mereka, bisnis lebih baik mengubah komitmen moral mereka sendiri untuk memperluas tanggung jawab mereka atas lingkungan. Hasil natural dihasilkan dari androlitic saat bermain secara inovatif melaluasi global di dunia yang semakin cepat dan tidak terbatas.

Bagaimanapun juga, kita semua tahu bahwa berwirausaha adalah bisnis. Saat berkomitmen pada bisnisnya sendiri, seorang anak usahawan harus bisa mempertimbangkan etika dan lingkungan. Mereka harus dimintai jawaban seberapa tinggi nilai mereka dalam integrasi keduanya dengan kegiatan mereka; bisa dengan peruntukan waktu, peningkatan harga, atau hilvan lain yang mereka sediakan.
Sebagian dari bisnis kita sudah tentu mengintegrasikan hal-hal yang berkaitan terhadap etika dan lingkungan. Namun, ada pula beberapa di antara kita yang masih banyak memiliki kekurangan dalam hal ini. 

Mengapa demikian?
Pada umumnya, pembahasan pemasaran yang ditujukan di pasar modal dan berorientasi kepada corporate social responsibility (CSR) seringkali digunakan bagi tujuan manatunya yang berbeda. Sehingga apabila disimpulkan dalam satu keseluruhan strategi pemasaran, akan ada konflik antara tujuan diinvestasi (yang jelas), dan tujuan dibutuhkan (yang tidak jelas). Akibatnya, strategi CSR akan menjadi sebuah istilah yang tidak aktif untuk dilaksanakan secara efektif.